Diduga Praktik Pungli di Timbangan Truk Angkut Sawit Resahkan Warga Bukit Kesuma

Foto Istimewa.

PELALAWAN (Sahabatlincah)  - Aksi pungutan liar (pungli) merajalela di kawasan hutan, tepatnya di wilayah Desa  Bukit Kesuma, Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan Riau. Tentunya, aksi tersebut meresahkan pekebun dan  para sopir pengangkut sawit.

Dalam investigasi tim dar Yayasan SALAMBA Riau, melaporkan setiap truk muatan tandan buah sawit  yang melintas di lokasi  timbangan  itu, wajib merogoh kocek  berkisar  Rp. 11.500. Jika tak setor, maka portal  timbangan tidak  akan dibuka.

“Entah bagaimana legalitas dari pungutan ini, kami selalu diminta uang kalau mau melintas. Terutama truk sawit yang mau jualan buah ke Pabrik Kelapa Sawit ,” ujar salah satu sopir truk sawit yang minta  namanya dirahasiakan, Kamis (10/10).

Para warga petani sawit, dan sopir truk mengaku keberatan dan resah. Karena pungli itu sejak lama beroperasi. Dan seakan-akan ada pembiaran tanpa ada tindakan dari aparat terkait.

Sementara  Tim  Investigasi dari Yayasan Salamba Riau, mengharapkan  Pihak instansi terkait untuk menertibkan praktek  Timbangan yang tidak memiliki perijinan resmi. Dan akan dilaporkan  punglinya, kemana saja mengalir dana  pungli, apa ada setoran pajaknya.

“ Mereka minta uang kutipan setiap hari, dan jika dikumpulkan perbulannya bisa mencapai jutaan rupiah lebih, itu masih dari satu unit mobil truk sawit, mengingat ramainya truk yang keluar masuk jalan timbangan itu," ungkap Tim Salamba,

Informasi diperoleh Tim Salamba, bahwa Oknum  petugas Timbangan itu berinisial KB, warga  desa Kampung Karo , RT 05/ RW 05 Desa Bukit Kesuma , Pangkalan Kuras. Setiap  truk yang lewat diarahkan ke Timbangan,  sebelum  buah sawitnya diantar ke pabrik . Alasan mereka buat perbaikan jalan.  " Namun  praktek  itu sudah bertahun-tahun jalan masih juga rusak,” ujar warga lainnya.*

TERKAIT